Minggu, 31 Juli 2011

rpp ipa-VII-1.berkarakter

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah                          :    SMP YPM I TAMAN
Kelas / Semester             :    VII (tujuh)/Semester I
Mata Pelajaran               :    IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Standar Kompetensi        :    5.   Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.

Kompetensi Dasar          :    5.1  Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik.

Indikator                         :    1.    Membandingkan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek abiotik melalui pengamatan.(koknitif), karakter:mandiri, ketelitian dan kehati-hatian, ketrampilan sosial:bekerja sama, berpendapat (afektif), menggunakan peralatan secara tepat (psikomatorik)

Tujuan Pembelajaran       :    1.    Peserta didik diharapkan dapat membandingkan gejala alam kebendaan dan kejadian pada obyek abiotik melalui pengamatan kualitatif maupun kuantitatif.

Materi Pembelajaran       :    Pengamatan gejala alam abiotik

Metode Pembelajaran      :    Model

                                           -      Direct Instruction (DI)

                                    Metode
                                   -      Observasi
                                    -      Diskusi kelompok

Materi Pelajaran           :                                  
I.                    Gejala Alam Biotik dan Abiotik
Alam seisinya merupakan ciptaan Tuhan Maha Kuasa yang mengandung rahasia bagi ilmu pengetahuan. Rahasia alam dapat kita singkap melalui gejala-gejala yang ditunjukkan oleh alam.  Gejala-gejala alam dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya gempa bumi, gunung meletus, badai, topan, suhu dingan, suhu panas, cumi-cumi menyemprotkan cairan tinta hitam, daun putri  malu menutup jika disentuh, dll.  Gejala-gejala alam dapat kita pelajari sehingga kita dapat memahami tentang alam. Gejala alam meliputi gejala alam biotik  dan gejala alam abiotik. 
Alam biotik terdiri atas bermacam-macam mahluk hidup, diantaranya manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.  Gejala alam biotik sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seekor ayam  dewasa bertelur, kemudian telur dierami dan menetas menjadi anak ayam, anak ayam tumbuh menjadi dewasa, pohon jambu biji menghasilkan buah jambu, didalam buah jambu terdapat biji, biji jambu jika ditanam menjadi pohon jambu kecil, pohon jambu kecil tumbuh semakin tinggi dan besar.
Alam abiotik meliputi benda-benda tak hidup, misalnya tanah dapat menjadi keras dan dapat menjadi lembek seperti lumpur, angin dapat bergerak menerbangkan daun-daunan, air dapat menguap juga dapat membeku jadi es, cahaya matahari yang terang dapat menjadi redup, dll. Semua ini merupakan fakta adanya dinamika pada alam abiotik

II.                 Pengamatan Kualitatif dan Kuantitatif.
Pengamatan terhadap obyek atau gejala alam dapat dilakukan dengan alat indera. Tetapi karena keterbatasan kemampuan alat indera, perlu juga dilakukan pengamatan dengan menggunakan alat bantu pengamatan seperti mikroskop, kaca pembesar, alat ukur dan sebagainya.
Tabel 1. Perbedaan pengamatan kualitatif dan kuantitatif.
ASPEK
PENGAMATAN KUALITATIF
PENGAMATAN KUANTITATIF
1.Pengertian
Pengamatan yang dilakukan dengan beberapa atau seluruh indera.
Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu, termasuk besaran yang diperoleh dari menghitung/mencacah.
2.Alat pengamatan
Indera penglihatan (mata), indera penciuman (hidung), indera pendengaran (telinga), indera peraba/perasa (kulit) dan indera pengecap (lidah)
Alat ukur (meteran, penggaris, timbangan, jangka sorong, gelas ukur, dll).
3.Hasil pengamatan
Berupa deskripsi tentang apa yang dilihat, dirasa, dibau, didengar dan dikecap dari obyek yang diamati.
Berupa hasil pengukuran (panjang lebar, berat, diameter,dll) dan hasil penghitungan/pencacahan (luas, jumlah, perbandingan ukuran, dll)


Langkah-langkah Kegiatan

                                                             PERTEMUAN PERTAMA

a.    Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Fase 1 ( menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik )
1.       Motivasi dan apersepsi
§   Benda disekitar kita seperti batu, air, kertas, kain  tergolong komponen biotik atau abiotik?
§   Mengapa air bisa mengalir?
§   Mengapa batu ada kecil, juga ada yang besar
2.       Prasyarat pengetahuan
§   Apakah yang dimaksud dengan komponen biotik dan abiotik?
§   Apa yang dimaksud dengan gejala alan?
§   Apa yang dimaksud pengamatan kualitatif dan kuantitatif

b.         Kegiatan Inti (60 menit)

Fase 2 ( mendemostrasikan pengetahuan atau ketrampilan/prosedural )
1.       Guru menyampaikan prosedur kerja dan mendemonstrasikan ketrampilan dengan tepat.

Fase 3 ( membimbing pelatihan )
2.       Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
3.       Guru membagikan worksheet/lembar kerja siswa untuk observasi dengan bekerja mandiri (self supporting)
4.       Guru membimbing Peserta didik untuk melakukan pengamatan kualitatif maupun kuantitatif beberapa komponen abiotik untuk melatih Ketelitian kehati-hatian( accuracy and arefulness)
5.       Peserta didik mengamati benda-benda disekitar secara    secara kualitatif dengan menggunakan indra
6.       Peserta didik mengamati benda-benda disekitar secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur.
7.       Peserta didik memberikan beberapa perlakuan kepada beberapa benda tersebut dan mengamati hasilnya secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Fase 4 ( mengecuk pemahaman dan memberikan umpan balik)
8.       Peserta didik berdiskusi kelompok membedakan gejala alam biotik dan  gejala alam abiotik serta hasil pengamatan menggunakan indra dengan menggunakan alat ukur.
9.       Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

Fase 5 ( memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan)

c.    Kegiatan Penutup
1.       Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
2.       Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.
3.       Guru memberikan tugas rumah berupa pengamatan kejadian yang ada disekelilingnya.

Sumber Belajar

a.    Buku IPA kelas 7 (BSE)  
b.    Buku The esentials of biology (EO tiga serangkai)
b.    Lingkungan abiotik (batu, air, kapur, balon dll)

Penilaian Hasil Belajar
1.       Tehnik Penilaian            : tes tertulis dan unjuk kerja
2.       Bentuk instrument         : uraian dan uji petik kerja
3.       Kognitif
No.
Aspek yang dinilai
Skor
Keterangan
1.
Menyebutkan pengertian gejala alam abiotik beserta 3 contohnya
4
Menyebutkan pengertian gejala alam abiotik dengan tepat beserta 3 contohnya
3
Menyebutkan pengertian gejala alam abiotik dengan tepat beserta contoh kurang dari 3
2
Menyebutkan pengertian gejala alam abiotik dengan tepat tanpa contoh
1
Menyebutkan pengertian gejala alam abiotik tidak tepat tetapi dengan contoh yang benar
2.
Menuliskan 3 aspek perbedaan pengukuran kualitatif dengan pengukuran kuantitatif
4
Menuliskan 3 aspek perbedaan pengukuran kualitatif dengan pengukuran kuantitatif  dengan tepat
3
Menuliskan hanya 2 aspek perbedaan pengukuran kualitatif dengan pengukuran kuantitatif  dengan tepat
2
Menuliskan hanya 1 aspek perbedaan pengukuran kualitatif dengan pengukuran kuantitatif  dengan tepat
1
Menuliskan aspek perbedaan pengukuran kualitatif dengan pengukuran kuantitatif  tetapi dengan rincian yang salah

4.       Penilaian Afektif

No.
Aspek yang dinilai
4
3
2
1
Keterangan
1.
Kehadiran siswa





2.
Partisipasi dalam kegiatan





3.
Kerjasama kelompok dalam Penggunaan peralatan





4.
Diskusi






Jumlah





Ket. 4 (sangat aktif), 3 (cukup aktif), 2 (kurang aktif), 1 (pasif)
Rubrik Penilaian Afektif :
No.
Aspek yang dinilai
Rubrik
Keterangan
1
Kehadiran siswa
4 : tepat waktu
3 : terlambat kurang dari 5 menit
2 : terlambat lebih dari 5 menit
1 : terlambat lebih dari 10 menit

2
Partisipasi dalam kegiatan
4 : lebih 3 kali memberi masukan di kegiatan
3 : 3 kali memberi masukan di kegiatan
2 : 2 kali memberi masukan di kegiatan
1 : 1 kali memberi masukan di kegiatan

3
Kerjasama dalam kelompok
4 : saling membantu
3 : kurang merespon
2 : jarang merespon
1 : tidak ada respon sama sekali

4
Diskusi
4 : aktif dalam diskusi
3 : 2 kali merespon dalam diskusi
2 : 1 kali merespon dalam diskusi
1 : tidak ada respon sama sekali


Jumlah



Nilai  =   skor yang didapat     x 100
Skor maksimal
                                                                                                Sidoarjo, 1 agustus 2011
Mengetahui
Kepala SMP YPM I Taman                                                      Guru Mata Pelajaran



Dra. Hj. Indah Murfidah                                                            Nur Ridho

Kamis, 28 Juli 2011

PENGUMUMAN KEGIATAN RAMADHAN

Kelas 7 ICP dan 7 IP
1. masuk kamis 4-10 agust-2011 jam 07.00-10.30 di Campus ICP seragam putih biru
2. laki-2 (dilantai 1), wanita ( di lantai 2)
3. membawa Al-qur'an, buku catatan, alat tulis, kopyah (laki-2), mukena (wanita)
4. masuk lagi 11-16 agust 2011 jam 07.00-10.30 di wonocolo membawa al-qur'an,
seragam sesuai hari tersebut.
Kelas 8 ICP
1. masuk kamis 11-16 agust-2011 jam 07.00-10.30 di Campus ICP seragam sesuai hari tersebut
2. laki-2 (dilantai 1), wanita ( di lantai 2)
3. membawa Al-qur'an, buku catatan, alat tulis, kopyah (laki-2), mukena (wanita)

Kelas 9 ICP
A1. masuk kamis 4-16 agust 2011 jam 07.00-10.30 di ngelom, seragam sesuai hari tersebut
A2. membawa buku pelajaran hari tersebut

B1. masuk 18-24 agust 2011 jam 07.00-10.30 di campus ICP, seragam sesuai hari tersebut
B2. laki-2 (dilantai 1), wanita ( di lantai 2)
B3. membawa Al-qur'an, buku catatan, alat tulis, kopyah (laki-2), mukena (wanita)

Earth day smp ypm 1 taman sidoarjo

Earth daiy
nternational class program ( ICP )
SMP YPM 1 Taman Sidoarjo

Rabu, 27 Juli 2011

paper recicle

paper recicle activity
international class program ( ICP )
SMP YPM  1  Taman Sidoarjo
KARTINI DAY
international class program (icp)
SMP YPM  1  Taman Sidoarjo

outbound

outbound siswa ICP/international class program
SMP YPM  1  Taman Sidoarjo

Selasa, 26 Juli 2011

peran guru abad 21

PERAN GURU ABAD 21
Pada era globalisasi, Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan seperti persaingan ketat dalam perdagangan internasional sebagai konsekuensi dari berlakunya pasar bebas di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik. Untuk itu pendidik harus diorientasikan sesuai dengan kondisi dan tuntutan tersebut, agar output pendidikan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidik memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan  kebutuhan nyata dilapangan.
Dalam UU No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 dan 6 dinyatakan, tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan di angkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Pasal 42 ayat (1) mempersyaratkan pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan memiliki sertifikat mengajar sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada ayat (2) dinyatakan pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang usia dini, pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mutu pendidik dan tenaga kependidikan masih memprihatinkan. Masyarakat banyak mengkritisi sebagian dari pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya guru kurang mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif, bermakna, dan menyenangkan. Selain itu, sebagian guru kurang memahami dan menguasai kurikulum, pelaksanaan evaluasi hasil belajar, pengembangan bahan ajar, serta keterampilan dalam menggunakan metode dan media pembelajaran. Dimana secara nasional, sebagian besar guru SD,SMP,SMA,SMKdan SLB masih kurang sesuai dengan kualifikasi minimal yang ditetapkan (Eddy dalam Suara Merdeka, halaman 2).
Selain itu, kualitas guru dari beberapa kajian masih dipertanyakan seperti yang dilaporkan oleh Bahrul Hayat dan Umar (dalam Adiningsih, 2002), mereka memperlihatkan niali rata-rata nasional tes calon guru PNS di SD, SLTP, SLTA, dan SMK tahun 1998/1999, untuk bidang studi matematika hanya menguasai 27,67% dari materi seharusnya. Hal serupa juga terjadi pada bidang studi yang lain, seperti Fisika (27,35), Biologi (44,96), Kimia (43,55) dan Bahasa Inggris (37,57). Nilai-nilai tersebut di sangat jauh dari batas ideal, yaitu minimum 75%, sehingga seorang guru bisa mengajar dengan baik. Hasil lain yang lebih memperhatinkan adalah penelitian dari konsorsium Ilmu Pendidikan (dalam Haryono:2005), memperlihatkan bahwa 40% guru SMP dan 33% guru SMA mengajar bidang studi diluar keahliannya dan masih banyak guru SD yang tidak mempunyai latar belakang lulusan PGSD. Hal tersebut menggambarkan sekilas kualitas guru di Indonesia, bagaimana bisa dikatakan profesional dan mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan maksimal jika masih ada 33% guru yang mengajar di luar bidang keahliannya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, dimana peranan guru sangat penting sekali dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri dalam mengemban tugas yang amat mulia ini masih banyak terdapat masalah-masalah yang harus dicarikan solusinya. Dengan kata lain problematika yang dihadapi para pahlawan tanpa tanda jasa ini sangat kompleks. 

1. Pergeseran tujuan pendidikan
Pada abad ke XIX yang dikenal sebagai era industri, penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan orang dalam dunia sederhana, statis/ linier, dan predictable. Peserta didik diharapkan dapat melakukan kegiatan-kegiatan dengan perilaku yang rutin. Dampak dari pola pendidikan ini adalah kemampuan output yang standar sehingga kecakapan yang dimiliki merupakan kecakapan standar.
Selain itu dampak pendidikan pada era abad XIX dan awal abad XX komposisi banyaknya pekerja manual sangat mendominasi (50%), pekerja yang profesional hanya sedikit. Demikian pula di bidang perdagangan dan administrasi.
Pada abad XXI saat ini yang bisa disebut sebagai era pengetahuan, tujuan pendidikan adalah; 1) mempersiapkan orang  dalam dunia pasang surut, dinamis, unpredictable, 2) perilaku yang kreatif, 3) membebaskan kecerdasan individu yang unik, serta 4) menghasilkan inovator.  Model  sekolah pada abad ini pendidikan diharapkan dapat menjadikan individu-individu yang mandiri, sebagai pelajar yang mandiri. Dampak dari pendidkan ini mengharapkan agar outcome tidak banyak tergantung pada pihak lain, apabila seeorang menjadi manajer maka ia merupaakan manajer yang mandiri. Dengan demikian   bila terdapat pekerja yang tidak terampil, maka jumlahnya diharapkan sangat kecil.
Pada abad XIX tersebut peran guru adalah: (1) guru sebagai pengarah, (2) guru sebagai sumber pengetahuan, (3) belajar diarahkan oleh kurikulum, (4) belajar dijadualkan secara ketat dgn waktu yang terbatas, (5) terutama didasarkan pada fakta, (6) bersifat teoritik, prinsip-prinsip dan survei, (7) pengulangan dan latihan, dan (8) mengikuti aturan dan prosedur yang ada. Sedang pada abad XXI terjadi pergeseran, sehingga guru: (1) bersifat kolaboratif, (2) berfokus pada masyarakat, (3) hasilnya terbuka, (4) keanekaragaman yangkreatif, (5) komputer sebagai peralatan semua jenis belajar, (6) interaksi multi media yang dinamis, (7) komunikasi tidak terbatas (ke seluruh dunia), dan (8) unjuk kerja diukur oleh pakar, penasehat, kawan sebaya dan diri sendiri.

2. Peran Guru
Guru merupakan the key actor in the learning. Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat vital dan fundamental dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik siswa dalam proses pembelajaran  (Davies dan Ellison, 1992).
Guru berperan sangat penting (Fuad Hasan), karena sebaik apa pun kurikulum dan sistem pendidikan yang ada, tanpa didukung mutu guru yang memenuhi syarat maka semuanya akan sia-sia. Sebaliknya, dengan guru yang bermutu maka kurikulum dan sistem yang tidak baik akan tertopang. Keberadaan guru bahkan tak tergantikan oleh siapapun atau apapun sekalipun dengan teknologi canggih. Alat dan media pendidikan, sarana prasarana, multimedia dan teknologi hanyalah media atau alat yang hanya digunakan sebagai teachers’ companion.
Oleh karena itu, pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, kompetensi yang terstandar serta mampu mendukung dan menyelenggarakan pendidikan secara profesional. Khususnya guru sangat menetukan kualitas output dan outcome yang dihasilkan oleh sekolah karena dialah yang merencanakan pembelajaran, menjalankan rencana pembelajaran yang telah dibuat sekaligus menilai pembelajaran yang telah dilakukan (Baker&Popham,2005:28).
Selain itu, menurut Nasution (2005:77) bahwa guru merupakan orang yang paling bertanggungjawab untuk menyediakan lingkungan yang paling serasi agar terjadi proses belajar yang efektif. Dengan demikian, apabila guru melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik maka output yang dihasilkan akan baik. Sebaliknya, apabila guru tidak menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik maka output yang dihasilkan tidak akan berkualitas.
Hal senada juga dikemukakan oleh Yulianto (2006:1), guru merupakan salah satu faktor kunci yang ikut menentukan arah kualitas pendidikan. Walaupaun dalam teori-teori pendidikan saat ini menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, akan tetapi peran guru tidak bisa dihilangkan begitu saja. Apalagi, guru bukan semata-mata pengajar. Dia juga seorang pendidik. Sebagai pengajar, guru tidak hanya berperan dalam menyampaikan ilmu tapi juga berkewajiban melakukan evaluasi, mengelola kelas, mengembangkan perangkat pembelajaran dll. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa hasil pembelajaran banyak ditentukan oleh aktivitas guru.

3. Implikasi Pembelajaran
Pada abad XXI diperlukan individu-individu yang menguasai hard skills dan soft skills,yang meliputi:cerdas intelektual, cerdas vocational, cerdas emosional, cerdas moral, dan cerdas spiritual. Oleh karena itu tantangan pendidik adalah menjadikan siswa-siswa di sekolah kita saat ini menjadi individu cerdas yang mandiri, unggul, dan tangguh yang mampu bertahan di abad XXI.
Inovasi dalam bidang pendidikan sangat diperlukan. Inovasi tersebut dapat diawali dengan mengubah paradigma   mengenai pendidikan itu sendiri ke arah yang lebih baik. Selanjutnya bergantung pada kualitas pendidik sebagai pemeran utama. Seperti diuraikan di depan, bahwa guru sangat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan, oleh karena itu sangat dibutuhkan guru yang memenuhi standar, baik standar kualifikasi akademik maupun kompetensi.

a. Standar Kualifikasi Akademik Guru
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Depdiknas, 2005b:13). Standar kualifikasi akademik guru sebagaimana yang tertuang dalam Permen 16/2007 dapat ditempuh melalui pendidikan formal maupun melalui uji kelayakan dan kesetaraan.
Kualifikasi akademik guru melalui jalur pendidikan formal mencakup semua jenjang kualifikasi akademik guru mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan pendidikan menengah.

b. Standar Kompetensi Guru
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Sappaille, 2006:51). Sedangkan menurut Leoad (dalam Usman, 2008:14) kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi perofesional, dan (4) kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Dalam penjelasan Pasal 28 ayat (3) PPSNP (Depdiknas, 2005b:51) dijelaskan tentang keempat kompetensi tersebut sebagai berikut:
·                     Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
·                     Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
·                     Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan mated pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
·                     Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.